Thursday, November 18, 2010

Bersyukur

Kala mimpi tua tak kunjung menghampiri
Sedikit terbersit penyesalan diri
Lalu muncul pertanyaan dihati
Mengapa dulu memilih jalan ini?
Malu kumencari jawaban ke relung hati
Kutemukan cahaya terang disana sini
dan sebuah bisikan “ Mengapa tidak kau syukuri?”

Wednesday, November 17, 2010

Cemburukah itu...?


Aku tak mengerti dengan sikapmu yang ini
Namun kucoba untuk menelusuri 
Tak ada yang aneh pada hatiku ini
Tapi mengapa engkau masih tak mengerti

Bukannya dari dulu aku sudah begini
Mungkinkah engkau terlambat menyadari

Ya...Mungkin itulah sebabnya jadi begini
Kucoba untuk intropeksi diri
Semoga cepat padamkan api
Agar cinta kita tetap kokoh berdiri

Ditengah samudra yang kian tak pasti
Bersama angin menggapai mimpi
Masihkah engkau kuat berdiri
Mendampingiku sampai akhir nanti

Jatuh Cinta


Pertama aku melihatmu
Hatiku jadi tak menentu
Malaikat kecil hinggap dijiwaku
Kehadiranmu telah mengusikku

Aku tau ini bukan hatiku yang dulu
Diam-diam aku mengagumimu
Tak seorangpun tau itu
Bahkan sendirikupun begitu

Aku semakin tak mengenali diriku yang dulu
Perasaan ini telah mengacaukan logikaku
Kenapa aku...!?
Kenapa diriku...!?

Untuk pertama kali perasaan ini menakutiku
Hingga suatu malam datang menghampiriku
Tak sadar disudut jiwaku
Tak kutemukan lagi ambisiku

Kucari jejaknya untuk memastikan itu
Malaikat itu telah lama mencurinya dariku
Saat kusadari itu
Ternyata aku telah jatuh cinta padamu



Tuesday, November 16, 2010

Memaafkanmu...!


Marah hatiku...!
Sekilas menatap wajah itu
Wanita dewasa berbalut kerudung ungu

Diam-diam menarik perhatianku

Anganpun terbang ke masalalu
Sebuah pertanyaan mengisi batinku
Engkau...!?

Ku terpaku diam membisu
Saat hatiku bergejolak mencari sesuatu
Sesaat kutemukan goresan luka diwaktu dulu

Wajah itu...
Wajah itu...
Ingatanku tak setajam dulu
Nyaris aku melupakanmu

Wajah itu pernah mengguncang jiwaku
Perih...perih...perih...taukah itu?
Kau gores luka hingga bernanah dihatiku

Sebelas tahun berlalu
Lagi-lagi, suara itu datang menghampiriku,
"Dia menunggu maaf darimu"

Tertatih tatih naluriku....
Melepaskan sebait kata pilu,
"Masihkan engkau tak mengerti itu..."
"Dengan aku tidak menemuimu"
"Kupastikan maaf telah ku berikan padamu."

(untuk seseorang yang pernah menjadi sahabatku)
**************

Maret 2006